Dzikrul Lil 'Aalamiin

Lembaga Dakwah yang menyadarkan kita bahwa alquran adalah PERINGATAN UNTUK ALAM SEMESTA

:: khutbah iedul fitri 1429 H ::

~KH. Fahmi Basya Hamdi..
Assalamu ‘alaikum Wr Wb.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
~~~~~~~~~~~~~Hamdalah------------------
Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.

Hari ini kita berada pada tanggal 1 Syawwal 1429. Hari ’Iedul Fithri. Hari kembali berbuka, setelah sebulan Ramadhan kita berpuasa.


Nabi mengatakan, siapa diterima puasanya, maka ia lucut dari dosa-dosanya seperti lucutnya seorang bayi dari ibunya. Itu sebab kita juga memaknai ’Iedul Fithri ini sebagai kembali kepada Fithrah, karena Nabi mengatakan bahwa setiap bayi yang lahir itu adalah atas Fithrah.

Di dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30 dikatakan bahwa Fithrah Allah lah yang telah menfithrahkan manusia atasnya.

Maka dirikanlah wajahmu kepada Diin itu setulusnya. Fithrah Allah yang memfithrahkan manusia atasnya. Jangan ada perubahan pada ciptaan Allah. Itu Diin yang kokoh, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (30,30)

Di abad modern sekarang ini sudah sangat sering manusia melakukan perubahan-perubahan pada ciptaan Allah. Ayat ini mengingatkan kita ”Jangan ada perubahan pada ciptaan Allah”



Perubahan-perubahan genetika misalnya,bisa membahayakan bumi dan penduduknya. Keinginan manusia seperti ini perlu diwaspadai oleh ummat Islam. Karena Ummat-ummat yang dahulu banyak yang sudah dimusnahkan, karena ”kelainan genetika”. Kelainan genetika ini disebut oleh Nabi Nuh as dalam do’anya : orang yang kafir itu tidak melahirkan melainkan anak yang kafir juga.

”Dan berkata Nuh: ”Rabb, Jangan Engkau tinggalkan di atas bumi dari orang kafir sebagai penduduk. Jika engkau tinggalkan mereka, niscaya ia sesatkan hamba-hamba Mu, dan tidak mereka melahirkan (anak) melainkan yang berdosa yang sangat kufur.” (71,26-27)

Do’a Nabi Nuh berikutnya sangat cocok untuk kita baca pada hari ’iedul Fithri, karena kita akan menjumpai ibu-bapak kita atau terkenang dengan beliau, dan kita akan sering kedatangan orang-orang di rumah kita. Do’a Nabi Nuh itu seperti ini :


Rabb, ampunkanlah dua ibu bapakku dan orang yang masuk ke rumah ku sebagai orang beriman, dan mu’minin dan mu’minat, dan jangan Engkau tambah bagi orang yang zhalim melainkan kebinasaan (71,28)

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.

Jangan teknologi modern menjadikan kita menjauh dari Allah. Jadikanlah teknologi modern itu untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Kita salah persepsi tentang masa silam. Kita mengira orang dahulu itu primitip. Al-Qur’an tidak mengatakan demikian. Di dalam Al-Qur’an ada sekitar 9 ayat yang menjelaskan bahwa orang-orang dahulu itu sudah lebih maju dari kita.

1. Perkakas rumah tangga mereka lebih bagus.
Disebut pada surat Maryam ayat 74.
Dan betapa banyak kami membinasakan sebelum mereka dari penduduk negeri, mereka lebih bagus perkakas rumah tangganya dan bagnun badannya.
(19,74)

2. Mereka telah mengelilingi negeri-negeri.
Disebut pada surat Qof ayat 36.
Dan betapa banyak kami membinasakan sebelum mereka dari penduduk negeri, mereka dahsyat dari mereka tindakannya, hingga mereka mengelilingi di negeri-negeri, maka adakah tempat pelarian ? (50,36)

3.Bekas-bekas mereka tidak ditinggali sesudah mereka melainkan sedikit.
Disebut pada surat Al-Qoshosh, ayat 58.

Dan betapa banyak kami binasakan dari penduduk negeri, yang durhaka dalam kehidupannya, maka itu (lihat) tempat-tempat tinggal mereka, tidak dihuni sesudah mereka melainkan sedikit, dan adalah kami mewarisinya. (28,58)

4.Mereka 10 kali lebih banyak
Disebut pada surat Saba’ ayat 45.

Dan telah mendustakan orang-orang yang dari sebelum mereka, padahal mereka ini tidak sampai pada sepersepuluh yang kami berikan kepada mereka, maka mereka mendustakan rasul-rasul-Ku, maka lihatlah bagaimana kemurkaan-Ku (34,45)

5.Mereka lebih banyak bekas-bekasnya di bumi
Disebut pada surat Al-Mu’min ayat 21

Apa tidak mereka lakukan perjalanan di bumi, kemudian memperhatikan bagaimana ada akibat terhadap orang-orang yang ada dari sebelum mereka ?. Adalah mereka itu dahsyat dari mereka dan kuat, dan lebih banyak bekas-bekasnya di bumi, maka Allah siksa mereka dengan dosa-dosa mereka, dan tidak ada seorangpun dapat menghindar dari siksa Allah (40,21)

6.Mereka telah membongkar bumi dan telah makmurkan dia lebih banyak.
Disebut pada surat Ar-Ruum ayat 9.
Apa tidak mereka berjalan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana ada akibat terhadap orang-orang yang dari sebelum mereka, adalah mereka itu dahsyat dari mereka dan kuat, dan banyak bekas-bekas mereka di bumi, dan mereka telah makmurkan dia lebih banyak dari apa yang mereka makmurkan dia, dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan bukti-bukti, maka tidaklah sekali-kali Allah menzalimi mereka, tetapi adalah mereka menzalimi diri-diri mereka (30,09)

7.Mereka berusaha lari ke langit.
Disebut pada surat Fathir ayat 44.
Apa tidak mereka lakukan perjalanan di bumi kemudian memperhatikan bagaimana ada akibat terhadap orang-orang yang dari sebelum mereka ?. Dan adalah mereka dahsyat dari mereka dan kuat. Dan Allah tidak ada yang bisa terluput dari-Nya dari sesuatu di langit dan tidak di bumi, sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui Maha Berkuasa (35,44)

8.Mereka dahsyat dan kuat, tetapi apa yang mereka usahakan tidak berguna bagi mereka,
Disebut padasurat Al-Mu’min ayat 82.
Maka tidakkah mereka lakukan perjalanan di bumi, lalu memperhatikan, bagaimana ada akibat kepada orang-orang yang dari sebelum mereka ?. Adalah mereka lebih banyak dari mereka, dan dahsyat kuat, dan lebih banyak bekas-bekas mereka di bumi. Tetapi apa-apa yang mereka usahakan itu tidak berguna bagi mereka. (40,82)

9. Mereka diberi bumi yang tidak diberikan kepada kita. Disebut pada surat Al-An’am, ayat 6

Apa tidak mereka lihat betapa banyak kami binasakan dari sebelum mereka dari penduduk negeri, yang kami beri kepada mereka di bumi yang tidak kami beri kepada kamu, dan kami telah kirim dari langit atas mereka hujan lebat dan kami telah menjadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, maka kami membinasakan mereka dengan dosa-dosa mereka, dan kami menghendaki dari sesudah mereka Qornan yang lain. (06,06)

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.
Itulah 9 ayat Al-Qur’an yang menggambarkan kepada kita betapa kita dapat menyelamatkan bumi kalau penduduknya beriman dan bertaqwa.
Dan kalau penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa sungguh kami akan buka atas mereka barokah dari langit dan bumi (07,96)

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.

‘Iedul Fithri kita hari ini hendaknya menjadi pemicu bagi kita, bahwa bumi harus kita selamatkan. Pemanasan global harus bisa kita hentikan. Peringatan kepada kita sudah sejak 1400-2 tahun yang lalu, sejak Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 6 Agustus 610 M, yang bertepatan dengan 17 Ramadhan 11 tahun sebelum Hijrah. Ayat pertama turun itu menyuruh kita membaca Alam. Merenungkan ayat Kebesaran Allah. Terlebih khusus kita diminta untuk membaca rahasia nama Tuhan, dalam hal Dia menciptakan manusia dari Al-’Alaq.
Bacalah rahasia nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari ’Alaq.
(96,1-2).


Bacalah Demi Rabb-mu yang sangat berbeda. Yang mengajar manusia dengan qalam, dan mengajar manusia apa-apa yang belum mereka ketahui. (96,3-5)

Setelah dilakukan penelitian ternyata di dalam sel pembangkit manusia ini terdapat yang dinamakan Sel Batang Embrio. Sel Batang Embrio inilah yang menjadi ujung tombak penciptaan manusia dari Al-’Alaq itu. Dan ternyata Sel Batang Embrio itu memiliki Dua Sifat. Sifat Mengkopi dan Sifat Memilih. Inilah yang disebut Rahasia Nama Rabb-mu. Bahwa Nama Rabb-mu selalu ditampilkan sepasang di dalam Al-Qur’an. Fenomena ini yang kita sebut dengan Asma’ul Husna Versi Al-Qur’an.
Dan Tuhan kamu Tuhan yang satu, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Ar-Rahmaanur-Rahiim
(002,163)

Di dalam Al-Qur’an ada 373 pasang nama dituliskan. Dan ada 10 Nabi menyampaikan:
1.Nabi Nuh – Ghafuurur-Rahiim, (11,41)
2.Nabi Ibrahim – Tawwabur-Rahiim,(2,128)
3.Nabi Sholih – Qoriibun-Mujiib, (11,61)
4.Nabi Syu’aib – Rahiimun waduud, (11,90)
5.Nabi Luth- ’Aziizul-Hakiim, (29,26)
6.Nabi Ya’qub- ’Aliimul-Hakiim, (12,83)
7.Nabi Yusuf- Wahidul Qohhar, (12,39)
8.Nabi Musa- Ghaniyyun-Hamid,(14,08)
9.Nabi Sulaiman – Ghaniyyun-Kariim, (27,40)
10.Nabi ’Isa – ’Aziizul Hakiim. (5,118)

Ada hal yang khusus yang perlu kita cermati. Ternyata yang mengatakan Allah itu Kaya (Ghaniyy) hanya dua nabi, yaitu nabi Sulaiman dan Nabi Musa. Kita tahu bahwa kedua nabi ini benar-benar kaya. Nabi Sulaiman kaya keajaiban, dan Nabi Musa kaya mu’jizat.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah yang mengatakan bahwa Allah itu gagah (Qohhar) ternyata hanya Nabi Yusuf ’Alaihissalaam. Beliau mengatakan bahwa Allah itu Wahidul Qohhar. Di sinilah kita mengerti ada misi rahasia para Nabi. Pada dasarnya Nabi-nabi itu membawa nama-nama Tuhan.

Allah menawarkan kepada kita dengan Transformasi 002,200. Ketika anak manusia lahir ia sangat sensitif merekam. Persis seperti kita pada hari ini sangat sensitif merekam.

Bayi yang baru lahir merekam dengan sensitif membentuk goresan natural di otaknya. Goresan natural itu untuk meidentivikasi bapak dan ibunya dan orang-orang sekitarnya. Betapa menyedihkan kalau seorang bayi tidak bisa mengenali bapak ibunya dan orang sekitarnya. Goresan natural yang terbentuk di otak kita ketika lelhir sangat penting dalam kehidupan kita. Sampai hari ini goresan itu masih kita ingat dan kita sebut. Tetapi kemudian Allah menawarkan kepada kita Transformasi 002,200. Yaitu surat 002 ayat 200.
Bunyinya seperti ini :

Maka apabila kamu telah selesaikan aktivitas kamu, maka sebutlah Allah sebagaimana kamu menyebut orang-orang tua kamu atau sebutan yang lebih dahsyat (002,200)

Kalau saudara gagal melakukan transformasi 002,200 ini, maka saudara kembali ke 002. Makna dari 002 adalah Sapi. Maksudnya sapipun ketika lahir mengenali orang tuanya.
Apa tidak engkau lihat orang yang menjadikan hhawanya sebagai tuhannya ? Apakah engkau dapat menajadi wakil atasnya ? (25,43)

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.
Ayat selanjutnya mengatakan :

Apa engkau sangka kebanyakan dari mereka mendengar atau mengerti ?. Tidak mereka, melainkan seperti Al-An’am bahkan mereka lebih lupa jalan (25,44)

Kita harus berhenti menjadi bangsa sapi, bangsa Al-An’am, yang bekerja untuk makan. Hidup untuk makan. Kita harus membalik kata Hidup untuk makan menjadi Makan untuk Hidup. Kalau kita bisa menegakkan falsafah ”makan untuk hidup” maka setelah ’Ideul Fithri ini kita harus amalkan ayat ini :
Hai anak-anak Adam, pakailah perhiasan kamu ketika kamu ke Masjid, dan makan dan minumlah, jangan berlebihan, sesungguhnya Dia tidak cinta kepada orang yang berlebih-lebihan. (07,31)

Paling sedikit 3 rumah kita datangi pada pagi hari ini. Dan setiap rumah memaksa kita untuk memakan sepiring ketupat. Jadi paling sedikit pagi ini kita akan dipaksa makan 3 piring ketupat. Bagaimana kita bisa dengan bijak mengamalkan ayat ini. Itu sangat bergantung kepada berhasil tidaknya puasa ramadhan kita.

Fa’tabiruu ya uulil Abshoor.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
~~~~~~~~~~ Hamdalah------------------------
Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah.

Ada hal yang sangat penting yang akan saya sampaikan pada pagi hari ini. Yaitu pentingnya sebuah kata. Dari 89 panggilan orang-orang yang beriman di dalam Al-Qur’an, yang pertama mengatur soal berkata , yaitu pada data (002,104).
Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu KATAKAN Raa’ina, tetapi katakanlah Unzhurna. Dan dengarkanlah, bahwa untuk orang-orang kafir itu azab yang pedih (002,104).

Sedemikian pentingnya kata ini, sehingga suatu kaum jadi kafir karena ”mengatakan”.

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah

Kata yang ingin saya garis bawahi pada pagi hari ini adalah kata SYUHADA”.

Ternyata SYUHADA’ BADAR, tidak terbatas kepada orang yang gugur di Badar. Orang yang kembali selamat dalam perang badar juga disebut sebagai Syuhada’ Badar. Jadi ada makna Hadir pada kata Syuhada’ itu. Seperti ayat berikut mengatakan ;

Adakah kamu HADIR ketika Ya’qub hampir mati ?
(002,133)

Atau seperti orang sedang mengerjakan haji, dikatakan:
Agar mereka HADIR merasakan manfa’at-manfa’at untuk mereka dan agar mereka sebut nama Allah dalam beberapa hari yang telah ditentukan. (22,28)

Maka itu dalam kita bersyahadat ketika sholat, harus ada makna HADIR dalam diri kita. Untuk memahami makna hadir itulah Nabi perlu Mi’raj. Dan Nabi mengatakan bahwa shalatnya orang yang beriman adalah mi’raj.
Mungkin ada orang menganggap itu tidak penting, tetapi ingatlah dengan syahadatlah seseorang bisa masuk ke Surga.
Katakan :”Adakah sesuatu yang lebih besar syahadatnya ?” (06,19)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,

Kaum Muslimin dan Muslimat sesama hamba Allah

Sebelum meninggalkan tempat ini, marilah kita berdo’a bersama.

~~~~~~~~~~ do’a --------------------

ASS WR WB. Selamat ’Iedul Fithri 1 Syawwal 1429.

0 komentar: